Laman

Jumat, 13 Januari 2012

Jarak Sosial

Jarak Sosial, istilah ini mungkin kurang tepat dalam penggunaannya. Tapi yang pasti, hal ini tidak sama dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial yang selama ini kita pahami. Saya sendiri belum menemukan istilah yang tepat untuk menggambarkannya. Tetapi baiklah kita gunakan saja istilah Jarak Sosial untuk lebih mudah memahaminya. Jika kita memahami stratifikasi sosial atau pelapisan social sebagai pembagian anggota masyarakat kedalam kelompok-kelompok tertentu atau golongan secara vertikal berdasarkan kekayaan, kekuasaan/wewenang, kehormatan, dan ilmu pengetahuan, maka Jarak Sosial adalah kondisi seseorang atau masyarakat yang berbeda tingkat peradabannya dengan orang lain atau masyarakat lain meskipun itu berada dalam zaman atau masa yang sama.

Pitirin A. Sorikin mengemukakan bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut starata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan berdasarkan gengsi masyarakat.

Sementara disatu sisi, Jarak sosial membedakan kelompok-kelompok masyarakat secara horizontal berdasarkan jarak peradabannya. Jarak peradaban ini muncul karena adanya perbedaan dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan yang dimiliki seseorang atau masyarakat terhadap kemajuan dan ilmu pengetahuan orang atau masyarakat lainnya. Interpretasi dari jarak sosial adalah lebih maju atau lebih tertinggal sekian tahun. Misalnya, saat ini pada zaman yang sama, masyarakat perkotaan seperti Jakarta jika dibandingkan dengan masyarakat di pedalaman Papua atau Kalimantan terpisah jarak social yang sangat jauh mugkin jaraknya sekitar 100 tahun jarak social itu pun bagi yang tahu aca tulis, tetapi bagi yang buta huruf lebih parah lagi mereka tertinggal 200 tahun atau bahkan lebih oleh masyarakat perkotaan. Atau jarak sosial antara seseorang yang tahu menggunakan komputer terhadap orang lain yang tidak tahu menggunakan komputer.

Dengan kita memahami adanya jarak sosial dalam masyarakat maka upaya-upaya dalam meminimalisir jarak ini kiranya dapat segera mungkin diwujudkan misalnya dengan pendidikan murah dan berkualitas. Pembangunan sarana pendidikan bagi masyarakat pedalaman dan terpencil, dan pemberian beasisiwa bagi mereka yang tidak mampu khususnya dari pedalaman. Belum lagi peran eksternal khususnya pemerintah sangat dibutuhkan untuk bekerjasama dalam menguruangi jarak sosial yang ada, karena jika hanya membiarkan masyarakat yang tertinggal jauh dibelakang berusaha sendiri, maka mustahil jarak sosial itu bias berkurang atau bahkan lebih jauh lagi dari perkiraan mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan begitu cepat dan menghasilkan jarak sosial yang semakin panjang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar