Laman

Jumat, 25 Desember 2009

Tentang Film Avatar

Film Avatar yang dirilis pada Desember 2009 bisa dibilang mendapat sambutan yang tinggi dari para pecinta film. Dan bisa dibilang hampir setiap orang yang selesai menyasikannya membicarkan tentang imajinasi dan fantasi yang luar biasa dari si pembuat film. Harus diakui hadirnya film ini juga memberikan gambaran potensi akal manusia yang tidak terbatas sehingga mampu membentuk imajiansi dan fantasi sebagaimana yang ditayangkan dari film Avatar.

Film yang bersetting di sebuah planet baru yang memiliki kehidupan yakni planet Pandora dimana didalamnya terdapat bangsa Na’vi yang merupakan penduduk asli planet tersebut. Singkat cerita, karena adanya barang tambang yang bernilai miliaran dollar pada planet itu menyebabkan invasi besar-besaran manusia keplanet tersebut dan mulai melakukan penambangan tanpa mempedulikan keberadaan bangsa Na’vi dan alam planet itu. Dan bisa dipastikan pecahlah perang antara manusia dan bangsa Na’vi.

Senin, 17 Agustus 2009

Freedom

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Freedom, terlebih dahulu kita perlu meluruskan pemahaman kita tentang kata freedom itu sendiri. Freedom berasal dari kata dalam bahasa inggris, jika kita mengartikannya dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah merdeka.

Merdeka atau orang-orang sering mengartikannya sebagai kebebasan merupakan hal yang sering disalah artikan oleh beberapa orang. Bebas sering dipandang negatif dan sering dikaitkan dengan sex bebas atau perilaku liar lainnya. Padahal bebas atau merdeka merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia.

Jumat, 10 Juli 2009

Mahasiswa Kedokteran, Pendidikan Kedokteran, dan Masyarakat

”Jika kau ingin menjadi dokter, kau harus merawat pasien sebaik kau merawat penyakitnya”(Patch Adams)

Tahukah kita mengenai Visi Indonesia Sehat (VIS) 2010? Atau sejauh mana pemahaman kita mengenai Visi tersebut? Tahukah kita mengapa panyakit infeksi tropik semisal TB, Malaria, dan DBD masih menjangkiti bahkan tetap mewabah disetiap tahunnya padahal program eradikasi (penekanan hingga zero growth) telah diterapkan pada penyakit tersebut? Atau sadarkah kita bahwa Indonesia dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) menempati peringkat 117 dari 175 negara (UNDP,2006)? Tahukah kita bahwa Angka Kematia Bayi (AKB) da Angka Kematia Ibu (AKI) masih tinggi, yakni masing-masing 50/1000 kelahiran hidup dan 373/100.000 kelahiran hidup? Atau apakah kita tahu bahwa target biaya kesehatan yang seharusnya 15 % per tahun 2010 dalam anggaran APBD ternyata hanya terpenuhi 5,8 % per 2004. Untuk tahun 2009 nanti, pemerintah hanya mengalokasikan anggaran pembangunan kesehatan sebesar 2,3 % dari total APBN? Tahukah kita kerugian ekonomi yang diakibatkan penyakit TBC di Indonesia diperkirakan tidak kurang dari Rp 2,5 triliun/tahun dan di Papua sana hanya 12 % dari Puskesmasnya yang memiliki tenaga dokter? Jika pertanyaan ini kita utarakan pada mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran mungkin kurang lebih 75 % menjawab tidak tahu. Sungguh sesuatu yang mengecewakan!

Sabtu, 13 Juni 2009

Frederick Sitaung, Guru Sejati di Papua

Nama : Frederick Sitaung
Lahir : Kampung Bengala, Rante Pao, Tana Toraja, Sulawesi
Selatan, 1972.
Istri : Agustina Somolangi (34)
Anak : Elfan Sitaung (12), Aan Sitaung (9)
Pendidikan : Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Rante Pao, Tana
Toraja, 1992
Pekerjaan : Guru sekaligus Kepala Sekolah SD Inpres Poepe,
Merauke, Papua (1992-sekarang)


“Kitorang di sini butuh guru, bukan burung!” Demikian lelucon atau mop yang populer dimasyarakat Merauke, Papua, untuk mengolok-olok guru yang sering kabur dari sekolah dan sering kelayapan ke bar atau klub malam yang menjamur dikota. Kisah guru yang kabur dan membiarkan murid tanpa guru adalah gambaran lumrah di pedalaman Merauke.

Sabtu, 02 Mei 2009

Potret Pendidikan Indonesia

“Hari Pendidikan Nasional : Pendidikan Sains, Teknologi, dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa”

Hampir 64 tahun sudah bangsa ini merdeka dan bisa dibilang salah satu Negara di Asia Tenggara yang paling cepat memproklamirkan kemerdekaannya, akan tetapi secara pertumbuhan Negara kita tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pembangunannya. United Nations Development Programme (UNDP) melakukan analisis terhadap indeks pembangunan dari suatu Negara dan mengumumkannya setiap tahun yakni HDI (Human Development Indeks). HDI menjadikan tiga indikator yakni Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan dalam menilai indeks pembangunan suatu Negara atau bangsa.

Sementara Negara kita sendiri dalam Indeks Pembangunan Manusia (HDI) sampai saat ini hanya stagnan dikisaran 117-112 dari 175 negara bahkan jauh dari negara tetangga semisal Malaysia dan Singapura, dan yang mengejutkan lagi Negara Vietnam yang dilanda konflik berkepanjangan malah saat ini telah mampu mengaahkan kita dan ini pasti sungguh sangat mengecewakan. Sementara disatu sisi pergantian tampuk kepemimpinan dari satu orde ke orde yang lain atau dari satu kabinet ke kabinet yang lain belum mampu memberikan perubahan seperti yang kita harapkan. Pola pembangunan pendidikan pun mengikuti pola siapa yang memimpin bahkan cenderung tidak adanya kontiniunitas dari pemimpin sebelumnya. Hal ini juga dapat kita lihat dari paradigma pembangunan Negara kita yang lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktu dari pada pembangunan suprastruktur. Padahal kedua hal tadi justru harusnya beriringan dan mendapat perhatian yang sama.