Laman

Jumat, 09 Desember 2011

Jejak Budaya Korupsi

Sebagai rakyat Indonesia kita boleh berbangga dengan budayanya. Beribu suku bangsa dengan masing- masing adat istiadatnya memberikan kebanggan tersendiri bagi kita rakyat Indonesia apa lagi dengan kekayaan dan sumber daya alam yang melimpah hingga disebut sebagai zamrud khatulistiwa. Bahkan ada lagu yang menganalogikan kekayaan Indonesia dengan lautnya bagaikan kolam susu dan tongkat kayu pun bisa tumbuh menjadi tanaman ditanahnya yang subur. Borobudur, prambanan, dan candi-candi lainnya serta keraton-keraton yang tersebar diseluruh nusantara menjadi bagian dari warisan besarnya peradaban dan budaya Indonesia. Dan sampai saat ini pun mulai dari masyarakat biasa sampai pemerintah senantiasa mempromosikan kebanggan ini.

Akan tetapi, dibalik besarnya warisan sejarah peradaban bangsa ini tidak hanya menimbulkan kekayaan khasanah budaya tetapi juga sebuah budaya yang sampai saat ini masih mengakar bahkan semakin dilestarikan oleh kalangan tertentu. Sebuah warisan dari kuatnya feodalisme zaman kerajaan-kerajaan,juga bagian warisan dari para bangsawan dan kaum priyai masa pendudukan belanda. Dan kini diwariskan oleh petinggi-petinggi Negara dan elit politik yang silih berganti dari satu orde ke orde yang lain dan dari satu periode ke periode yang lain. Dan warisan itu adalah korupsi.

Jumat, 07 Oktober 2011

Evolusi; Mitos Peradaban Kuno

Agama paganisme berkembang di Mesopotamia sekitar lima ribu tahun yang lalu, di dataran subur di Timur Tengah, di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris, peradaban bangsa Sumeria. Sebagai agama yang muncul pada peradaban manusia yang belum maju, agama ini mengajarkan sejumlah mitos dan takhayyul menyangkut asal-usul kehidupan dan alam semesta terkhususnya asal usul manusia itu sendiri. Salah satunya adalah kepercayaan pada “evolusi”. Menurut legenda Sumeria, Enuma-Elish, kehidupan pertama muncul secara kebetulan di air dan kemudian secara bertahap dalam waktu yang lama berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain, dari makhluk air ke makhluk darat.

Setelah keruntuhan peradaban di mesopotami, bertahun-tahun kemudian sebuah peradaban baru muncul, peradaban yunani kuno, dan mitos evolusi pun semakin tumbuh subur sebagai warisan peradaban sebelumnya. Perkembangan pemikiran filsafat pada masa ini juga masih berputar pada pemikiran tentang asal-usul kehidupan. Para filsuf Yunani, yang menyebut diri mereka sebagai “materialis”, hanya mengakui keberadaan materi dan menganggap materi sebagai sumber kehidupan. Karenanya, mereka menggunakan mitos evolusi untuk menjelaskan proses lahirnya kehidupan di bumi dan munculnya keberagaman makhluk hidup. Demikianlah, Yunani Kuno menjadi jembatan penghubung bagi filsafat materialis dan mitos evolusi. Kebangkitan Bangsa Romawi juga mewarisi pemikiran ini.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Membudayakan Ramadhan

Bulan suci ramadhan atau lebih sering disebut bulan ramadhan saja telah menjadi bagian yang tak terpisah bagi umat muslim karena selain merupakan bagian dari salah satu ibadah syariat dalam Islam juga telah menjadi budaya tersendiri utamanya bagi umat muslim Indonesia.  Keistimewaanya bulan ramadhan tentunya dari berbagai macam ibadah dan rutinitas keagamaan mulai dari puasa,sholat malam,dan limpahan pahala yang berlipat dibandingkan dengan bulan-bulan lainya. Selama ramadhan seolah-olah umat muslim berlomba dalam setiap rutinitas ibadah bahkan banyak yang memberikan waktu yang lebih dibandingkan bulan selain ramdhan,beberapa daerah malah memberikan liburan sekolah selama ramadhan dengan dalih untuk kekhuyukan beribadah. Atmosfer kehidupan masyarakat seolah berubah dan lebih hangat selama ramadhan. Bisa dibilanng bulan ramadhan seolah-olah menjadi sarana refresh bagi diri manusia,menjadikan dan mengarahkan manusia untuk kembali kefitrahnya.

Rabu, 17 Agustus 2011

Aspek Biologi Terjadinya Insomnia

I. PENDAHULUAN
Tidur merupakan satu-satunya behavior manusia yang paling signifikan, di mana tidur telah memakan waktu hampir sepertiga hidup manusia. Kebanyakan orang dewasa tidur 7-8 jam pe rmalam, meskipun waktu, lama, dan struktur internal tidurnya bervariasi di antara individu yang sehat dan sesuai dengan umur.1


Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup.2

Rabu, 11 Mei 2011

Analisis Situasi

Sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya tentang kepemimpinan strategis, dimana kemampuan tentang menganalisis situasi memiliki peran penting dalam menentukan tindakan dan arah dari sebuah organisasi atau lemabaga khususnya dalam tahap perencanaan.

Berbicara tentang tahap perencanaan, ini merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah lembaga. Disini meletakkan dasar tentang apa, untuk apa, dan bagaimana sebuah organisasi bisa berjalan. Oleh karena itu perlu sebuah metode yang tepat dalam merencanakan sesuatu. Dan dalam konteks kelembagaan sendiri tahap perencanaan sendiri biasanya dilakukan saat penyusunan program kerja.

Untuk menghasilkan tahap perencanaan yang maksimal maka kita perlu sebuah metode yang tepat, salah satunya adalah analisis situasi. Analisis situasi sebenarnya sebuah pendekatan agar dalam proses perencanaan program kerja kita bisa membahasnya secara sistematis dan segala informasi mengenai tahap perencanaan bisa terklarifikasi.

Analisis situasi itu sendiri terdiri atas beberapa analisis antara lain ;
  1. Analisis Masalah
  2. Analisis Situasi
  3. Analisis Kebutuhan
Ketiga analisis diatas memiliki fungsi masing-masing dalam menggambarkan kondisi organisasi dan penggambaran inilah yang kita butuhkan dalam menjalankan tahap perencanaan.

Pertama, analisis masalah adalah sebuah metode agar kita mampu menentukan akar masalah dari berbagai masalah yang terjadi dalam sebuah lembaga atau realita. Untuk melakukan analisis masalah dengan menggunakan pendekatan ekspektasi (baca, harapan) dan pendekatan realita (baca, masalah). Segala informasi tentang harapan dan realita dieksplorasi kemudian diklarifikasi. Misalnya jika proses ini dilakukan dalam kelompok maka sebaiknya ada kelompok yang mengeksplorasi tentang harapan dari sebuah lembaga baik yang sifatnya harapan tingkatan anggota maupun tingkatan lembaga itu sendiri. Dan kelompok yang lain juga melakukan eksplorasi terhadap realita dalam hal ini masalah. Setelah mengeksplorasi maka setiap hal yang ditemukan kemudian dibentuk dalam keyword (kata kunci) dan diklasifikasikan. Membuat bagan alur atau mensistematiskan/analisis pohon hasil klasifikasi tadi dengan prinsip sebab akibat sehingga nantinya kita bisa tahu yang mana merupakan daun masalah, batang masalah, dan akar masalah. Perlunya keseriusan dalam melakukan analisis masalah ini agar jangan sampai bentuk penyelasian/ terapi masalah tidak samapai menyelesaikan akar masalah sehingga nantinya masalah itu bisa muncul kembali.

Kedua, analisis situasi adalah metode pendekatan dalam berupaya menggambarkan kondisi obyektif pada sebuah lembaga atau organisasi. Untuk melakukan analisis ini dibagi dalam beberapa klasifikasi gambaran obyektif yaitu; Strenghnes (kekuatan), Weaknes (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Treat (ancaman). Analisis ini juga biasa disebut dengan analisis SWOT. Pentingnya analsisis ini dalam menentukan metode pelaksanaan program atau rencana kerja karena dengan adanya gambaran obyektif ini maka kita tidak akan overload dalam melakukan sesuatu sehingga setiap rencana kerja yang diputuskan dapat efektif dan efisien. Selain itu dengan melihat gambaran tentang kelemahan dan ancaman kita juga bisa menurunkannya kedalam program kerja untuk yaitu upaya dalam menghilangkan kelemahan dan acaman yang dimiliki oleh suatu lembaga.

Ketiga, analisis kebutuhan adalah pendekatan analisis untuk memberikan gambaran obyektif tentang kebutuhan dari suatu lembaga baik sifatnya secara kelembagaan atau kebutuhan yang sifatnya untuk anggota. Tak bisa dipungkiri dalam menjalankan sebuah lembaga membutuhkan banyak kelengkapan atau hal-hal yang memudahkan jalannya suatu lembaga. Selain itu anggota dalam suatu lembaga juga pasti mengharapkan sesuatu hal yang lembaga bisa berikan atau fasilitasi. Olehnya dengan mengeksplorasi kebutuhan lembaga dan anggota nantinya kita bisa juga menurunkannya dalam program dan rencana kerja.

Ketiga analisis ini saya harap bisa membantu teman-teman dalam melakuka tahapan perencanaan dari suatu program. Dan biasanya analisis yang saya paparkan ini paling tepat digunakan saat tahapan rapat kerja (raker) dalam suatu kepengurusan. Harus saya akui bahwa tahapan yang saya paparkan tadi cukup panjang dan cukup menyita waktu, tetapi jika kita menerapkan metode ini maka seluruh anggota kepengurusan merasa terlibat langsung dalam penyusunan program kerja dan yang lebh utama lagi setiap program yang kita rencanakan memiliki landasan dan dasar yang jelas. Salam Sehat Indonesia..!!

Senin, 11 April 2011

Potret Kesehatan Indonesia; Dokter Spesialis Yang Dimutasi Ke Puskesmas

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terjangkau,berkualitas, dan berkeadilan. Kesehatan juga komponen pembangunan yang memiliki nilai “investatif”, hal ini dikarenakan berbicara tentang kesehatan maka akan membicarakan juga tentang ketersediaan tenaga siap pakai dalam hal ini Sumber Daya Manusia yang sehat dan produktif tentunya. Salah satu upaya dalam memajukan tingkat kesehatan tentunya adalah tersediannya tenaga kesehatan yang memadai dan merata sehingga memungkinkan setiap masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan. Mengingat pelayanan kesehatan tidak hanya dinilai dari tersedianya fasilitas tetapi juga tersedianya tenaga kesehatan baik tenaga medis maupun paramedis tentunya dalam upaya mewujudkan pelayanan prima perbaikan tidak hanya dilakukan pada pembangunan fasilitas tetapi juga melalui peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.

Kamis, 10 Februari 2011

Kepemimpinan Strategis

Mungkin anda menganggap apa yang akan saya bahas pada kesempatan ini adalah hal yang biasa atau hal ini sudah basi bagi anda apalagi yang menggeluti dunia kemahasiswaan atau organisasi. Ini hanya sebuah pemikiran yang coba dibagikan dan berharapa bisa memunculkan diskusi yang mendalam.Dan ini juga gagasan dengan harapan natinya bisa bermanfaat bagi teman-teman yang aktif didunia kemahasiswaan dan korganisasian.


Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pemimpin atau kepemimpinan ada baiknya kita membahas tentang defenisinya. Dalam banyak referensi seperti buku, artikel,atau essay memiliki defenisi yang berbeda-beda dalam menggambarkan tentang pemimpin dan kepemimpinan. Oleh karena itu agar kita memperoleh persamaan dalam membahas tentang pemimpin dan kepemimpinan maka kita perlu memulai pembahasannya dari substansi. Substansi dari pemimpin adalah berada pada suatu kelompok atau organisasi, memiliki atau mampu mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu, dan memiliki visi atau tujuan. Jadi defenisi dari pemimpin adalah orang yang memiliki atau mampu mempengaruhi orang-orang dalam satu kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan kepemimpinan adalah pengaruh. Atau jika kita mencoba menggambarkan lebih jauh, kepemimpinan adalah seni, skill, atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam suatu kelompok/organisasi untuk mencapai tujuan bersama.