Laman

Jumat, 07 Oktober 2011

Evolusi; Mitos Peradaban Kuno

Agama paganisme berkembang di Mesopotamia sekitar lima ribu tahun yang lalu, di dataran subur di Timur Tengah, di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris, peradaban bangsa Sumeria. Sebagai agama yang muncul pada peradaban manusia yang belum maju, agama ini mengajarkan sejumlah mitos dan takhayyul menyangkut asal-usul kehidupan dan alam semesta terkhususnya asal usul manusia itu sendiri. Salah satunya adalah kepercayaan pada “evolusi”. Menurut legenda Sumeria, Enuma-Elish, kehidupan pertama muncul secara kebetulan di air dan kemudian secara bertahap dalam waktu yang lama berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain, dari makhluk air ke makhluk darat.

Setelah keruntuhan peradaban di mesopotami, bertahun-tahun kemudian sebuah peradaban baru muncul, peradaban yunani kuno, dan mitos evolusi pun semakin tumbuh subur sebagai warisan peradaban sebelumnya. Perkembangan pemikiran filsafat pada masa ini juga masih berputar pada pemikiran tentang asal-usul kehidupan. Para filsuf Yunani, yang menyebut diri mereka sebagai “materialis”, hanya mengakui keberadaan materi dan menganggap materi sebagai sumber kehidupan. Karenanya, mereka menggunakan mitos evolusi untuk menjelaskan proses lahirnya kehidupan di bumi dan munculnya keberagaman makhluk hidup. Demikianlah, Yunani Kuno menjadi jembatan penghubung bagi filsafat materialis dan mitos evolusi. Kebangkitan Bangsa Romawi juga mewarisi pemikiran ini.